Sunday, August 12, 2007

Agustusan..??

Jadi ceritanya gini.., ada beberapa hal pelajaran kudapatkan dari pengalamanku disini.

Pertama, yaitu kenyataan bahwa pemerintah dan rakyat filipina sangat menghormati negara dan pahlawannya. Banyak sekali ditemukan monumen atau patung yang menggambarkan heroisme kepahlawanan kemerdekaan filipina. Selain itu, disini banyak kematian atau kelahiran pahlawan yang dijadikan hari libur nasional. Juga, bagaimana lagu nasional filipina yang didengungkan setiap pagi sehingga membuat semua orang tanpa komando berhenti, berdiri, dan mendengarkannya dengan khidmat.

Kedua, undangan dari KBRI manila sabtu malam kemarin untuk nonton bareng nagabonar jadi 2. Ternyata acara ini dihadiri oleh banyak kaum muda indonesia yang bertempat tinggal di sekitar manila. Kebanyakan dari mereka belum nonton film ini, sehingga terlihat mereka begitu khusuk tertawa dan menghayati nilai2 nasionalisme yang disampaikan oleh deddy mizwar dkk. Terlebih lagi, gemuruh lagu indonesia raya, dan gebyar-gebyar, yang membahana diruang nusantara KBRI oleh anak2 muda indonesia di manila, membuat hati ini merinding...

Ketiga, ceramah jumat imam Sharis abdul karim (masjid assalam) yang mengutip ayat quran, dan kurang lebih isinya: "manusia diciptkan bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa untuk mengenal sesamanya", (punten, gak apal, jadi ini terjemahan bebas saya...). Lalu beliau menekankan bahwa ukhuwah islamiyah tidak tersekat karena kita berbeda suku, bangsa, bahasa, negara, ataupun tempat. Tetapi, ukhuwah islamiyah merupakanpersaudaraan se-Aqidah islamiyah.

Dari tiga pengalaman ini, maka tercetuskanlah kata "NASIONALISME" dan "UKHUWAH ISLAMIYAH". Lalu pertanyaan yang ingin coba jawab adalah: "apakah yang dipermasalahkan dari kata-kata ini?".

Apakah nasionalisme merupakan hal yang setara dengan ukhuwah islamiyah.

Atau apakah, keduanya sama sekali berbeda dan perlu dipertentangkan.

Ataukah, memang nasionalisme dan ukhuwah islamiyah merupakan istilah yang seharusnya diakurkan, diselaraskan, dan disinergikan dengan baik??!.

Nah, kalo saya lebih memilih pilihan yang ketiga. "Karena setiap momen dan kejadian yang bernilai, memang sepatutnya diperingati dengan cara yang tepat dan benar". Bukandirayakan. Diperingati untuk memahami kembali atau mentransfer nilaiyang mendasari kejadian tersebut. Ya,, paling gampang contohnya adalah memperingati nilai isra' mi'raj kemarin atau memperingati nilai kemerdekaan indonesia. Simple kan..

Nah, sekarang yang perlu diperhatikan adalah prioritas mana yang kita dahulukan diwaktu, tempat, atau momen yang tepat. Bagaimana seharusnya nilai kemerdekaan indonesia yang seharusnya menjadi pengingat kita untuk memajukan kesejahteraan sosial bangsa indonesia,(karena bukannya hanya kita senasib dijajah, tetapi memang kita bertetangga.. dan bagaimana rasullallah mengajarkan nilai2 kolektif untuk membangun sistem bermasyarakat dan bertetangga).

Kemudian, bagaimana seharusnya nilai ukhuwah islamiyah tetap dijadikan sebagai modal utama kesalehan sosial masyarakat kepada Allah. Dalam hal membantu memperbaiki akhlaq masyarakt, kesejahteraan umat dll. Bagaimana dengan ukhuwah islamiyah, timbul rasa ingin untuk melaksankan syariat Allah dengan sempurna dan tersistemasi. Yah.. kalo sy sih menganggap hal ini menjadi suatu yang simple saja. Tinggal bagaimana 'peringatan' itu dilakukan dengan prioritas yang adil dan seimbang. Serta bagaimana memantapkan rasa nasionalisme dan ukhuwah islamiyah tsb. sesuai tempatnya untuk memajukan kesejahteraan dan kemanusiaan yang lebih baik.

Tentunya dengan tuntunan Rasul SAW.

4 comments:

amircool said...

"Selain itu, disini banyak kematian atau kelahiran pahlawan yang dijadikan hari libur nasional"
apakah menghargai pahlawan diidentikkan dengan libur?

Anonymous said...

paragraf 2 dari akhir *rasullallah, harusnya rasulullah hehehe

jadi alasan teman k helmi menentang nasionalisme krn menurutnya nasionalisme dan ukhuwah bertentangan???

rully said...

ga se-simpel itu juga sih,mi..contohnya gini:
di mesjid rumah gw,kita mo ngadain tabligh akbar berkenaan dengan isra miraj..cuma,gw pengennya bukan ngerayain isra miraj..ya mungkin ini sama ama pendapat mimi yang "jangan dirayakan,tapi diperingati dengan cara yang benar"..tapi,orang tuh tetep nganggepnya kita ngerayain isra miraj.soalnya klo cuma mo ngadain tabligh akbar,knapa hari nya harus deket2 isra miraj??!!tabligh akbar kan bisa kapan aja??!!
nah itu yang gw dapetin mi.dan solusinya,tabligh akbar nya dimundurin jadi tanggal 17 Agustus 2007 o_O!!

fidahelmi said...

ya... memang beberapa pendapat yang dengan keras menyatakan, bahwa perayaan hari besar islam selain idul fitri dan adha adalah bidah. setuju...??

tapi, menurutku itu gak masalah. Karena momen isra'miraj kan bisa dijadikan syiar.. dengan diisi semacam tabligh akbar, kuliah umum, baksos. dll. yah intinya mengisi untuk dapat mentransfer nilai apa aja yang dapat dipetik dari isra' mi'raj itu..

dulu jg pernah rada sibuk ngurusin tabligh akbar utk milad masjid di lingkungan rumah.. dan memang masalahnya sama..