Tuesday, August 14, 2007

Ada Jose Rizal di Intromurous

Sabtu, 11 Agustus 2007

Kubuka mataku.., eh ternyata dah sampai Metro Manila. Tempat dimana pertama kali kudaratkan kaki ini dari angkasa raya. Seperti halnya Jakarta, Metro Manila memang biasa saja di pinggirannya, tapi akan menunjukkan kemoderenannya ketika memasuki jantung kota. Sebut saja Makati City, jantung dimana kedutaan besar Indonesia berada.

Kami, bersebelas bersama seorang guide dan supir, bergerak menuju Intramurous. Tempat dimana peninggalan kolonial spanyol mendirikan kota tua, dengan tambahan Fort Santiago disampingnya. Benteng kuno terkenal, yang menyimpan sejarah mendalam akan seorang pahlawan bernama Jose Rizal.

Pertama kali, kami jejakkan kaki ini dari dalam van di depan Churh Of Manila, bertempat di komplek Intramurous. Tapi ternyata, jam masih menunjukkan angka 11.30, dimana waktu dhuhur belum berkumandang. Maka, berundinglah kami bersama guide, tentang ibadah sholat dhuhur. Untungnya, supir berkenan untuk mengantarkan ke masjid disekitar kompleks pasar kota, layaknya Pasar Baru Bandung.


Nama masjid itu Golden Mosque. Besar, sangat besar sekali, jika dibandingkan dengan masjid Assalam yang pernah kutemui di Malolos. Masjid ini, mungkin saja lebih besar dari masjid Salman. Cukup untuk menampung ribuan jamaah didalamnya. Meskipun saja, tempat ini dikelilingi oleh pasar kota yang kumuh. Tetapi kekaguman kami makin tertambah saja, ternyata adzan berkumandang keras bersahutan didaerah sini. Kuat menggelegar, menandakan tidak ada kepengecutan ditengah kota Manila. Juga menandakan setidaknya tidak hanya satu saja masjid yang berada didaerah ini.

Setelah, bersih dengan siraman air wudhu. Kulangkahkan kakiku kedalam area masjid. Indah dan bagus. Banyak sekali jamaahnya. Dipandu oleh Imam masjid, digelarlah semacam taushiah yang lamanya sekitar 30 menit, menunggu seluruh umat berkumpul untuk bersama mengibadahi Allah yang Maha Kuasa. Ternyata, jamaah yang memenuhi masjid ini memang orang filipina asli. Kebanyakan dari mereka berasal dari bagian selatan, yang terkenal dihuni oleh banyak muslim. Disekitar komplek Golden Mosque juga dipadati oleh banyak perkampungan muslim. Selain itu, banyak juga ditemukan pedagang muslim yang menjajakan berbagai panganan halal, peralatan, buku dan souvenir islam. Alhamdullillah, kami tidak melewatkan kesempatan yang berharga ini, menemui saudara se-islam ditemani oleh semilir angin yang memasuki koridor Golden Mosque.

Hanya 45 menit kami habiskan di Golden Mosque. Karena, masih banyak agenda wisata yang ingin kami lakukan. Rencana utamanya adalah mengunjungi komplek Intramurous, dilanjutkan dengan Ayala Museum, dan diakhiri dengan menghadiri Acara Nonton Bareng di KBRI.

Kita bertolak dari Masjid, langsung kembali menuju ke Intramurous. Pertama kali sampai, ya.., langsung makan. Tak lupa, berfoto-foto di taman kota tepat menghadapnya Church Of Manila berada. Tidaklah terlalu lama kami berada disini, hanya menghabiskan waktu untuk menilik gereja tua. Karena, yang rencana utama kami adalah memasuki kawasan terkenal dari Intramurous. Yaitu, Fort Santiago.


Cukup dengan 25 peso, yaitu sekitar 5000 rupiah saja kami masuk. Ya..., tentunya diskon pelajar. Kami memasuki kawasan yang rindang nan asri. Uniknya disekitar Fort Santiago terhampar padang rumput meskipun sempit, yang jika ditilik lebih lanjut ternyata padang golf. Layaknya turis, kami melewati banyak monumen dan peninggalan spanyol. Lalu diujung sana, terdapat gerbang tua dimana bangunan inti Fort Santiago berada. Bangunan inti ini dikelilingi oleh parit buatan, ditumbuhi teratai yang belum berkembang. Kami masuki gerbang tersebut, dan uniknya terdapat jejak kaki yang memanjang melewati gerbang keluar. Apakah arti semua itu??. Tak disangka, jejakan ini merupakan replika jejak Jose Rizal yang berjalan dari penjaranya menuju kota, yang kemudian dieksekusi mati oleh senapan prajurit spanyol.

Memang sejarah filipina tidak akan pernah lepas dari kisah perjuangan Jose Rizal. Sampai dibangunlah Rizal Shrine, tempat mengenang dan "menyembah"-nya para pengagum sejati Rizal. Dialah yang mempengaruhi seluruh etnis di filipina melalui tulisan tajamnya untuk menentang kolonialisme. Konon, sekte pemuja rizal telah berkembang terutama di selatan filipina. Memorabilia, Rizal tersimpan rapi disini. Rizal merupakan seorang dokter, sosiolog, antropolog, seniman, pemikir, penulis dan pahlawan ulung yang mengobarkan semangat kemerdekaan disetiap hati pahlawan lain setelahnya. Maka, tak heran, jika rakyat fililpina begitu mengaguminya sebagai bapak bangsa, sehingga sejarah rizal menjadi mata kuliah wajib dibeberapa universitas negeri disini.

Panas dan lelah berkeliling kawasan Fort Santiago, tidak membuat kami kehilangan semangat. Karena kami menuju toko souvenir diluar kawasan benteng. Wah..., "mahalnyo...!", meskipun sebenarnya 66% discount telah ditawarkan pada kami. Banyak yang beli, ada juga yang seadanya. "kalo yang seadanya, ya tentunya saya". Alasan pertama, karena tak ada sesuatu hal yang menarik, terlebih karena mahal. "Yah.., cukup seadanya saja".

***

Akhirnya, tamat juga wisata kota kami. Diantarkan van menuju tujuan selanjutnya. Lelah, yang akhirnya menutupkan mata, menidurkan dalam perjalanan ke KBRI. Disana, telah menunggu acara yang telah ingin kami ikuti. Nonton bareng, ketemu teman-teman, dan tentunya makan malam bersama. Acara ini menghadirkan muda-mudi indonesia yang bertempat tinggal di sekitar Manila. Disuguhi 2 tontonan yang menarik dan tidak menarik. Nagabonar jadi 2, yang meskipun telah beberapa kali kutonton, tetap memukau kami semua. Sedangkan film kedua, Long Road To Heaven, sungguh tak bermutu, membuat diriku kecewa. Ya.., kalo kalian tau film ini menceritakan bom bali 2 yang terlihat sekali mensudutkan Islam. "pantes..., sponsornya Amerika!!". Akhirnya acara diselesaikan pagi harinya. Memaksa kami menginap di ruangan yang disiapkan oleh kedutaan. Tempatnya asyik...

*****

"Oh ya.. di acara ini, 2 anak BSU dapat doorprize, dan salah satunya gw. Memang, dah ada firasat, soalnya kartu memang kerasa berat.., yak tanda-tanda menang!. Deg-degan aja gw dibuatnya.. Tapi pas dibuka, alamak...dapetnya cuma majalah Kartini!!!"

No comments: