Saturday, August 25, 2007

Kalah Lagi...!!!!

Futsal harusnya dah jadi makanan sehari2 mahasiswa Indonesia. Tapi gak habis pikir, kenapa kok bisa kalah ya.. , dua kali pula. Hah.., gendeng-gendeng....

Hari selasa lalu anak2 bulacan pertama kalinya ditantang timnas BSU. Ckckck.., kita didatengi coach futsal untuk main bareng!, ya ceritanya latihan bareng gitu. "Oke.., siapa takut!!, lagian dah pegel niih, gak pernah gerakin kaki..". Tertantanglah kita semua. Yak.., selasa sore jam lima kita datengin gym valencia hall. Bersembilan, petantang-petenteng, "ayo sopo se' wani!!!".

Kaki bersendal, tentu tak bersepatu. Wah, payah nih gak punya sepatu futsal, lantainya licin pula. Tapi tak papa, untungnya ada temen gw yang minjemin sepatunya, biar kebesaran deh asal tetep maen. Oke.., ini gak maen2. Kita ditonton ama anak2 BSU yang lagi menunggu permainan para legiun asing. Tak lupa, diluar tu ada UKM tari yang sedang latian. Mungkin aja tarian penyemangat tim indonesia. eit, tapi setelah ditilik, parah juga tuh tarian. Banyak ba*ci-nya lagi... "wahwah..., kenapa sulit sekali menemukan lelaki sungguhan di tempat ini... astaghfirullah".

Oke.., pertandingan dimulai. Srekkk..., teralis pintu ditutup dari dalam. Macem penjara aja nih.., yang masih hidup aja nih yang bisa keluar!!. Oke.., Gak Takut!!. Lawan terlihat kuat dan tangguh. Tak papa, siap kok kami melayani. Priit..., peluit tanda pertandingan dimulai dengan tendangan kick off pertama utk indonesia. "Goal..." langsung tercipta angka pertama untuk indonesia. Ya.., semangat kami naik, langkah bagus utk tim. Kick off kedua diambil tim BSU. Pritt..., nah lo, ternyata gol!!!. Parah, satu sama!.

Bak.. buk.. bak.. buk.., permainan dilanjutkan. Secara teknik, harus diakui anak2 indonesia lebih unggul. Mulai dari gocekan sampai ngejegal lawan. Tapi boss, nyerah deh... cape banget. Stamina kita kalah jauh. Alasannya sih tempatnya panas banget. Gak kuat lah..., kehabisan udara kita lah disini. Apalagi, kita yang main cuma berdelapan, rotasinya gak seimbang!!. Ketimpangan kita juga disebabkan tidak adanya suporter..!. Wah.., mereka enak ditonton temennya.. didepan bendera filipina lagi. Coba aja merah putih berkibar didepan kami. Kayaknya hati ini terbakar dibuatnya.

Ya..., semua itu alasan...!!! Akhirnya melalui perjuangan yang berat dan melelahkan, juga permainan naik turun dari kami. Akhrinya kami dibantai telak 6-13.. Hiks..hiks..

****

Ini mungkin jumatan terakhir kita disini. Karena seminggu lagi gw balik...!!! hore.. selamat utk kalian yang merindukanku.. Balik dari jumatan, langsung makan, laper... Oke, perut telah terisi saatnya jalan-jalan cuci mata. Waw, ternyata pawai intramurals dimulai. Intramurals itu pekan olahraga mahasiswanya BSU. Rame banget!!. Semua kontingen dari jurusan plus dosennya baris dengan rapi, ketawa-ketiwi, nunggu giliran jalan. Tapi, yang paling gak penting apa coba?!!. Ada yang tau?. Ternyata tiap jurusan punya maskot masing2. Maskotnya adalah Miss BSU... waw..(gak penting... banget... sih... kampus... ini!!!!).

Oke.., sore ini kita mendapat kehormatan besar. Membuka intramurals dengan pertandingan persabatan. Sekali lagi pertandingan futsal, dan sekali lagi kita diberi kesempatan untuk membalaskan kekalahan selasa kemaren. Hal yang mencengangkan juga terjadi. Berita kedatangan 4 orang PR 3 yang datang untuk menonton pertandingan kita.. Ya.., kita harus menang!!! ini kandang lawan (harusnya kita ya...)!!!

Kami langkahkan lagi kaki ini, kembali menuju gym valencia Hall. Satu kata, untuk futsal kita harus menang. Hall dipenuhi oleh mahasiswa BSU!!. Penuh banget, sesak lah pokoknya. Gila.., kita ditonton segini banyak orang. Wah bangga juga nih.. gak percuma kita jauh2 kesini, jadi bintang lapangan bung..!!

Gubrak..!!! wadoh..., ternyata salah besar. Wakakak..., justru sesaat kita masuk, penonton malah pada keluar. Ternyata acara didalem dah beres. Acara yang menurutku gak ada penting-pentingya.., pemilihan miss BSU. Wah parah banget lah.....!!!! Akhirnya pertandingan kita ditonton sama sekitar lusinan penonton doang.....

Peluit panjang dibunyikan, tendangan awal ditembak, permainan pun dimulai. Dengan formasi yang lebih matang, juga strategi yang mumpuni kita lawan anak2 itu. Ya..., awal2 pertandingan sulit untuk membuat gol, sama2 kuat. Formasi yang digunakan 1-2-1. Dengan diriku sebagai defender jangkarnya..!!. Wah berat lah maennya.., kakinya panjang2, shootnya menggelegar. Berjibaku kita dibuatnya. Sampai akhirnya dalam paruh waktu babak pertama, kita ketinggalan 4-0...!!

Bak..Buk..bakk... indonesia terus melawan. Rotasi pemain mulai digulirkan. Dengan semangat membara 45 kita bangkit melawan. Ya..., akhirnya babak pertama kita tutup dengan angka 3-5. Lumayan lah kita bisa ngimbangin..

Otak pun diperas untuk menganalisis permainan. Strategi baru diterapkan. 'Oke, kita harus bangkit'. Di bangku pemain pun ternyata direbut oleh orang lain...!!!!. Wah, siapa nih berani-beraninya duduk di bangku pemain.. Nah lo, setelah ditilik ternyata 4 orang PR3 dari Indonesia udah datang. Yaudah deh..., sungkeman dulu ama sesepuh.

Oke.., kita lanjutkan lagi pada pertandingan futsal. Gak tau kenapa, mereka kok malah maen kesetanan. Sedangkan kita, meskipun dah semangat tetep cape. Ya..., akhirnya skor semakin menjauh. Di pertengahan babak kedua kita semakin ditinggal sampai 9-3. Untungnya, kita gak pernah patah semangat. Dengan kerjasama yang rapi, striker satu digantung didepan. sedikit demi sedikit kita menambah gol. Dua gol kita sarangkan dengan kerjasama yang apik. Dengan tendangan geledek akhirnya ruli (ITB) menambah angka indonesia menjadi 5-11. Wah..., cape banget dah...!! Mungkin hanya ini kemampuan kita untuk meladeni tim tuan rumah. Sampai pada akhirnya luqman (unesa), melalui assist manis helmi (ITB) mampu memperdaya kiper BSU melalui tandukan terarah disudut jauh gawang.

Peluit panjang menutup 2 x 20 menit pertandingan. Mau tak mau, tim Indonesia harus menelan kekalahan pahit untuk kedua kalinya. Apa dikata, mereka terlalu tangguh untuk kami..!! Maafkan kami Merah Putih..!!

Cape pisan... paregel...!!!

Sunday, August 19, 2007

MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA



MALU (AKU) JADI ORANG INDONESIA
Taufiq Ismail


I
Ketika di Pekalongan, SMA kelas tiga Ke Wisconsin aku dapat beasiswa Sembilan belas lima enam itulah tahunnya Aku gembira jadi anak revolusi Indonesia
Negeriku baru enam tahun terhormat diakui dunia
Terasa hebat merebut merdeka dari Belanda
Sahabatku sekelas, Thomas Stone namanya, Whitefish Bay kampung asalnya
Kagum dia pada revolusi Indonesia
Dia mengarang tentang pertempuran Surabaya
Jelas Bung Tomo sebagai tokoh utama
Dan kecil-kecilan aku nara-sumbernya Dadaku busung jadi anak Indonesia

Tom Stone akhirnya masuk West Point Academy
Dan mendapat Ph.D. dari Rice University
Dia sudah pensiun perwira tinggi dari U.S. Army
Dulu dadaku tegap bila aku berdiri
Mengapa sering benar aku merunduk kini

II
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak
Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, ebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata
Dan kubenamkan topi baret di kepala
Malu aku jadi orang Indonesia.

III
Di negeriku, selingkuh birokrasi peringkatnya di dunia nomor satu,

Di negeriku, sekongkol bisnis dan birokrasi berterang-terang curang susah dicari tandingan,

Di negeriku anak lelaki anak perempuan, kemenakan, sepupu dan cucu dimanja kuasa ayah, paman dan kakek secara hancur-hancuran seujung kuku tak perlu malu,

Di negeriku komisi pembelian alat-alat berat, alat-alat ringan, senjata, pesawat tempur, kapal selam, kedele, terigu dan peuyeum dipotong birokrasi lebih separuh masuk kantung jas safari,

Di kedutaan besar anak presiden, anak menteri, anak jenderal, anak sekjen dan anak dirjen dilayani seperti presiden, menteri, jenderal, sekjen dan dirjen sejati, agar orangtua mereka bersenang hati,

Di negeriku penghitungan suara pemilihan umum sangat-sangat-sangat-sangat-sangat jelas penipuan besar-besaran tanpa seujung rambut pun bersalah perasaan,

Di negeriku khotbah, surat kabar, majalah, buku dan sandiwara yang opininya bersilang tak habis dan tak utus dilarang-larang,

Di negeriku dibakar pasar pedagang jelata supaya berdiri pusat belanja modal raksasa,

Di negeriku Udin dan Marsinah jadi syahid dan syahidah, ciumlah harum aroma mereka punya jenazah, sekarang saja sementara mereka kalah, kelak perencana dan pembunuh itu di dasar neraka oleh satpam akhirat akan diinjak dan dilunyah lumat-lumat,

Di negeriku keputusan pengadilan secara agak rahasia dan tidak rahasia dapat ditawar dalam bentuk jual-beli, kabarnya dengan sepotong SK suatu hari akan masuk Bursa Efek Jakarta secara resmi,

Di negeriku rasa aman tak ada karena dua puluh pungutan, lima belas ini-itu tekanan dan sepuluh macam ancaman,

Di negeriku telepon banyak disadap, mata-mata kelebihan kerja, fotokopi gosip dan fitnah bertebar disebar-sebar,

Di negeriku sepakbola sudah naik tingkat jadi pertunjukan teror penonton antarkota cuma karena sebagian sangat kecil bangsa kita tak pernah bersedia menerima skor pertandingan yang disetujui bersama,

Di negeriku rupanya sudah diputuskan kita tak terlibat Piala Dunia demi keamanan antarbangsa, lagi pula Piala Dunia itu cuma urusan negara-negara kecil karena Cina, India, Rusia dan kita tak turut serta, sehingga cukuplah Indonesia jadi penonton lewat satelit saja,

Di negeriku ada pembunuhan, penculikan dan penyiksaan rakyat terang-terangan di Aceh, Tanjung Priuk, Lampung, Haur Koneng, Nipah, Santa Cruz dan Irian, ada pula pembantahan terang-terangan yang merupakan dusta terang-terangan di bawah cahaya surya terang-terangan, dan matahari tidak pernah dipanggil ke pengadilan sebagai saksi terang-terangan,

Di negeriku budi pekerti mulia di dalam kitab masih ada, tapi dalam kehidupan sehari-hari bagai jarum hilang menyelam di tumpukan jerami selepas menuai padi.

IV
Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak
Hukum tak tegak, doyong berderak-derak Berjalan aku di Roxas Boulevard, Geylang Road, Lebuh Tun Razak,
Berjalan aku di Sixth Avenue, Maydan Tahrir dan Ginza
Berjalan aku di Dam, Champs Élysées dan Mesopotamia
Di sela khalayak aku berlindung di belakang hitam kacamata Dan kubenamkan topi baret di kepala Malu aku jadi orang Indonesia.

1998

Saturday, August 18, 2007

Dia

Wajahnya terlihat 'sumringah' ketika kudatang, mengagetkannya dari Bandung datang ke Pekalongan. Ketemui dia di belakang rumah, kaget, langsung memelukku, menggendongku dan mengangkatku keatas. "Sendiri dari Bandung??", tanyanya terlihat bangga.

Saat kukecil pun, dia punyai sebuah foto yang kini tak tau dimana. Tapi kuyakin, sekarang masih tersimpan apik didalam lemarinya. Sebuah foto yang dia bangga untuk memajangnya. Kuingat dialah sendiri yang memasangnya. Di ruang keluarga, sebelah TV, samping pintu, atas kasur santainya. Ya.., foto seorang anak kecil yang memakai toga kelulusan TK. Kukenal baik foto itu. Wajahnya mirip sekali denganku, karena memang dialah aku.


Waktu besarku bertambah, dia makin senang bermain denganku. Ditemani oleh kakak dan adikku, juga tentunya sepupuku. Tapi memang paling kuingat adalah setiap kedatanganku, tentunya uang jajan yang banyak akan segera mengisi kantongku. Sesaat datang, dan sebelum pulang. Membuatku ingin sering pulang ke rumahnya, di Pekalongan sana.

Tiap Lebaran tiba, rumahnya sesak oleh anak dan cucunya. Ya.., penuh sesak, sehingga tidurkupun harus diluar kamar. Didepan tv, diatas karpet, ditemani oleh putaran kipas besar yang tertempel di atap rumah. Tentu, hal yang kusenangi dari waktu lebaran adalah buka bersama dihari terakhir ramadhan. Semua mengelilingi makanan ditempat duduk yang sama rata dengannya. Melingkar, bercanda, dan saling menanyakan kabar diantara saudara. Sama halnya ketika jamuan makan Idul Fitri, setelah pulang dari lapangan simpang lima.

Hal yang paling kusuka darinya adalah bagaimana dia membentuk keluarga. Sungguh senang jika diriku seperti dia dihari tuaku nanti. Bagaimana tidak!, dia begitu "sangat" dimanjakan oleh 4 anaknya. Salah satunya tentu ibuku. Guyonan ibuku, mengatakan bahwa dialah sebuah piala bergilir, yang diperebutkan oleh 4 anaknya. Sebuah piala, yang menjadi sebuah kehormatan besar jika dia berkunjung ke rumah anaknya. Manjanya amat sangat, dia akan selalu memanggil anaknya ketika kangen. Dan seketika itu juga, anaknya yang terpanggil akan langsung datang, meskipun sibuk ataupun terlalu malam. Satu hal yang dia paling suka adalah pijat "plus" langsung dari anak dan cucunya. Karena ketika dipijat, kita beri dia servis plus "obrolan" sehingga dapat berbicara dengan lebih dekat. Tentang keadaan, curhatan, keinginan, kita semua.

Ya.., memang itulah balasan dari anak2 yang dahulunya dia besarkan dengan kesungguhan. Perhatian yang besar selalu menyertai langkah kami. Doanya tak tertahankan, meskipun kita tak memintanya. Karena dia sudahlah mengerti.

Dia besarkan anaknya dengan didikan dan kesungguhan. Didikan akan kesungguhan, kebersamaan, kesantunan, kebaikan, dan tentunya agama. Itulah yang membuat diriku mendapatkan didikan serupa dari orang tuaku. Dialah wiraswasta sejati, tokoh kampung yang dihormati, pembayar sedekah, pemakmur masjid, serta tetangga yang santun.

Tubuh rentanya memang membuatnya menjadi lemah. Terlihat dari pandangan di usia akhirnya. Tapi ku tak pernah melihat kelemahannya untuk beribadah kepada-Nya. Selalu bisa menjadi inspirasi. Dialah yang menangis karena sakit, ketika beberapa hari ramadhan tak dilewatinya dengan shaum. Dialah yang sering menangis didepan anak dan cucunya ketika kehilangan beberapa kali shalat jumat saja. Dialah, yang jika semasa sehatnya, akan datang ke mushola miliknya, ditemani beberapa cucu dan dibantu langkahnya dengan tongkat.

Entahlah kenapa ku tak langsung menangis mendengar berita itu. Hanya bisa terdiam, tapi memang tak kaget. Terakhir kali kudengar suaranya hanya lewat telpon. "Mbah pamit ya.., mau pergi dulu, minta doanya..". Suaranya lemah menjawab, tetapi masih terdengar riang ditelingaku. Dan akupun masih disini tak bisa mengantarnya...., mungkin doa saja kuharap itu cukup.

Ya.., memang sudah waktunya saja dia menemui pemilik sejatinya. Yang akan memberinya balasan, kasih sayang, dan perhatian yang lebih besar dari kami semua. Hanya setetes kecil saja, perhatian kami dibanding-Nya. Dia tak pernah hilang dari kami, kumerasakannya. Toh karena sejak dulu dia selalu ada di hati kami!!

Wednesday, August 15, 2007

Aku Ingin Seperti Dia

Lihatlah Dia..,
Matanya tajam menerawang bumi dari kejauhan
Gagah memangsa sendiri tak perlu kawan
Menentang udara melewati samudra
Tak perlu takut, karena memang tak ada yang ditakutkan

Maka kasihilah diriku..,
Kubekerja untuk yang lain
Bila kumati saja tak ada yang peduli
Ya.., memang akulah seorang pelayan
Hanya mengambil dan mengeruk sajalah
Jikalau musuh menghadang, kukan sembunyi saja di ketiak yang lain
Pengecut


"Oke.. silahkan komentarin apa aja dalam mempersepsikan beberapa baris tulisan ini. Pingin ngeliat sudut pandang orang dalam memahami suatu hal"

Tuesday, August 14, 2007

Ada Jose Rizal di Intromurous

Sabtu, 11 Agustus 2007

Kubuka mataku.., eh ternyata dah sampai Metro Manila. Tempat dimana pertama kali kudaratkan kaki ini dari angkasa raya. Seperti halnya Jakarta, Metro Manila memang biasa saja di pinggirannya, tapi akan menunjukkan kemoderenannya ketika memasuki jantung kota. Sebut saja Makati City, jantung dimana kedutaan besar Indonesia berada.

Kami, bersebelas bersama seorang guide dan supir, bergerak menuju Intramurous. Tempat dimana peninggalan kolonial spanyol mendirikan kota tua, dengan tambahan Fort Santiago disampingnya. Benteng kuno terkenal, yang menyimpan sejarah mendalam akan seorang pahlawan bernama Jose Rizal.

Pertama kali, kami jejakkan kaki ini dari dalam van di depan Churh Of Manila, bertempat di komplek Intramurous. Tapi ternyata, jam masih menunjukkan angka 11.30, dimana waktu dhuhur belum berkumandang. Maka, berundinglah kami bersama guide, tentang ibadah sholat dhuhur. Untungnya, supir berkenan untuk mengantarkan ke masjid disekitar kompleks pasar kota, layaknya Pasar Baru Bandung.


Nama masjid itu Golden Mosque. Besar, sangat besar sekali, jika dibandingkan dengan masjid Assalam yang pernah kutemui di Malolos. Masjid ini, mungkin saja lebih besar dari masjid Salman. Cukup untuk menampung ribuan jamaah didalamnya. Meskipun saja, tempat ini dikelilingi oleh pasar kota yang kumuh. Tetapi kekaguman kami makin tertambah saja, ternyata adzan berkumandang keras bersahutan didaerah sini. Kuat menggelegar, menandakan tidak ada kepengecutan ditengah kota Manila. Juga menandakan setidaknya tidak hanya satu saja masjid yang berada didaerah ini.

Setelah, bersih dengan siraman air wudhu. Kulangkahkan kakiku kedalam area masjid. Indah dan bagus. Banyak sekali jamaahnya. Dipandu oleh Imam masjid, digelarlah semacam taushiah yang lamanya sekitar 30 menit, menunggu seluruh umat berkumpul untuk bersama mengibadahi Allah yang Maha Kuasa. Ternyata, jamaah yang memenuhi masjid ini memang orang filipina asli. Kebanyakan dari mereka berasal dari bagian selatan, yang terkenal dihuni oleh banyak muslim. Disekitar komplek Golden Mosque juga dipadati oleh banyak perkampungan muslim. Selain itu, banyak juga ditemukan pedagang muslim yang menjajakan berbagai panganan halal, peralatan, buku dan souvenir islam. Alhamdullillah, kami tidak melewatkan kesempatan yang berharga ini, menemui saudara se-islam ditemani oleh semilir angin yang memasuki koridor Golden Mosque.

Hanya 45 menit kami habiskan di Golden Mosque. Karena, masih banyak agenda wisata yang ingin kami lakukan. Rencana utamanya adalah mengunjungi komplek Intramurous, dilanjutkan dengan Ayala Museum, dan diakhiri dengan menghadiri Acara Nonton Bareng di KBRI.

Kita bertolak dari Masjid, langsung kembali menuju ke Intramurous. Pertama kali sampai, ya.., langsung makan. Tak lupa, berfoto-foto di taman kota tepat menghadapnya Church Of Manila berada. Tidaklah terlalu lama kami berada disini, hanya menghabiskan waktu untuk menilik gereja tua. Karena, yang rencana utama kami adalah memasuki kawasan terkenal dari Intramurous. Yaitu, Fort Santiago.


Cukup dengan 25 peso, yaitu sekitar 5000 rupiah saja kami masuk. Ya..., tentunya diskon pelajar. Kami memasuki kawasan yang rindang nan asri. Uniknya disekitar Fort Santiago terhampar padang rumput meskipun sempit, yang jika ditilik lebih lanjut ternyata padang golf. Layaknya turis, kami melewati banyak monumen dan peninggalan spanyol. Lalu diujung sana, terdapat gerbang tua dimana bangunan inti Fort Santiago berada. Bangunan inti ini dikelilingi oleh parit buatan, ditumbuhi teratai yang belum berkembang. Kami masuki gerbang tersebut, dan uniknya terdapat jejak kaki yang memanjang melewati gerbang keluar. Apakah arti semua itu??. Tak disangka, jejakan ini merupakan replika jejak Jose Rizal yang berjalan dari penjaranya menuju kota, yang kemudian dieksekusi mati oleh senapan prajurit spanyol.

Memang sejarah filipina tidak akan pernah lepas dari kisah perjuangan Jose Rizal. Sampai dibangunlah Rizal Shrine, tempat mengenang dan "menyembah"-nya para pengagum sejati Rizal. Dialah yang mempengaruhi seluruh etnis di filipina melalui tulisan tajamnya untuk menentang kolonialisme. Konon, sekte pemuja rizal telah berkembang terutama di selatan filipina. Memorabilia, Rizal tersimpan rapi disini. Rizal merupakan seorang dokter, sosiolog, antropolog, seniman, pemikir, penulis dan pahlawan ulung yang mengobarkan semangat kemerdekaan disetiap hati pahlawan lain setelahnya. Maka, tak heran, jika rakyat fililpina begitu mengaguminya sebagai bapak bangsa, sehingga sejarah rizal menjadi mata kuliah wajib dibeberapa universitas negeri disini.

Panas dan lelah berkeliling kawasan Fort Santiago, tidak membuat kami kehilangan semangat. Karena kami menuju toko souvenir diluar kawasan benteng. Wah..., "mahalnyo...!", meskipun sebenarnya 66% discount telah ditawarkan pada kami. Banyak yang beli, ada juga yang seadanya. "kalo yang seadanya, ya tentunya saya". Alasan pertama, karena tak ada sesuatu hal yang menarik, terlebih karena mahal. "Yah.., cukup seadanya saja".

***

Akhirnya, tamat juga wisata kota kami. Diantarkan van menuju tujuan selanjutnya. Lelah, yang akhirnya menutupkan mata, menidurkan dalam perjalanan ke KBRI. Disana, telah menunggu acara yang telah ingin kami ikuti. Nonton bareng, ketemu teman-teman, dan tentunya makan malam bersama. Acara ini menghadirkan muda-mudi indonesia yang bertempat tinggal di sekitar Manila. Disuguhi 2 tontonan yang menarik dan tidak menarik. Nagabonar jadi 2, yang meskipun telah beberapa kali kutonton, tetap memukau kami semua. Sedangkan film kedua, Long Road To Heaven, sungguh tak bermutu, membuat diriku kecewa. Ya.., kalo kalian tau film ini menceritakan bom bali 2 yang terlihat sekali mensudutkan Islam. "pantes..., sponsornya Amerika!!". Akhirnya acara diselesaikan pagi harinya. Memaksa kami menginap di ruangan yang disiapkan oleh kedutaan. Tempatnya asyik...

*****

"Oh ya.. di acara ini, 2 anak BSU dapat doorprize, dan salah satunya gw. Memang, dah ada firasat, soalnya kartu memang kerasa berat.., yak tanda-tanda menang!. Deg-degan aja gw dibuatnya.. Tapi pas dibuka, alamak...dapetnya cuma majalah Kartini!!!"

Sunday, August 12, 2007

Agustusan..??

Jadi ceritanya gini.., ada beberapa hal pelajaran kudapatkan dari pengalamanku disini.

Pertama, yaitu kenyataan bahwa pemerintah dan rakyat filipina sangat menghormati negara dan pahlawannya. Banyak sekali ditemukan monumen atau patung yang menggambarkan heroisme kepahlawanan kemerdekaan filipina. Selain itu, disini banyak kematian atau kelahiran pahlawan yang dijadikan hari libur nasional. Juga, bagaimana lagu nasional filipina yang didengungkan setiap pagi sehingga membuat semua orang tanpa komando berhenti, berdiri, dan mendengarkannya dengan khidmat.

Kedua, undangan dari KBRI manila sabtu malam kemarin untuk nonton bareng nagabonar jadi 2. Ternyata acara ini dihadiri oleh banyak kaum muda indonesia yang bertempat tinggal di sekitar manila. Kebanyakan dari mereka belum nonton film ini, sehingga terlihat mereka begitu khusuk tertawa dan menghayati nilai2 nasionalisme yang disampaikan oleh deddy mizwar dkk. Terlebih lagi, gemuruh lagu indonesia raya, dan gebyar-gebyar, yang membahana diruang nusantara KBRI oleh anak2 muda indonesia di manila, membuat hati ini merinding...

Ketiga, ceramah jumat imam Sharis abdul karim (masjid assalam) yang mengutip ayat quran, dan kurang lebih isinya: "manusia diciptkan bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa untuk mengenal sesamanya", (punten, gak apal, jadi ini terjemahan bebas saya...). Lalu beliau menekankan bahwa ukhuwah islamiyah tidak tersekat karena kita berbeda suku, bangsa, bahasa, negara, ataupun tempat. Tetapi, ukhuwah islamiyah merupakanpersaudaraan se-Aqidah islamiyah.

Dari tiga pengalaman ini, maka tercetuskanlah kata "NASIONALISME" dan "UKHUWAH ISLAMIYAH". Lalu pertanyaan yang ingin coba jawab adalah: "apakah yang dipermasalahkan dari kata-kata ini?".

Apakah nasionalisme merupakan hal yang setara dengan ukhuwah islamiyah.

Atau apakah, keduanya sama sekali berbeda dan perlu dipertentangkan.

Ataukah, memang nasionalisme dan ukhuwah islamiyah merupakan istilah yang seharusnya diakurkan, diselaraskan, dan disinergikan dengan baik??!.

Nah, kalo saya lebih memilih pilihan yang ketiga. "Karena setiap momen dan kejadian yang bernilai, memang sepatutnya diperingati dengan cara yang tepat dan benar". Bukandirayakan. Diperingati untuk memahami kembali atau mentransfer nilaiyang mendasari kejadian tersebut. Ya,, paling gampang contohnya adalah memperingati nilai isra' mi'raj kemarin atau memperingati nilai kemerdekaan indonesia. Simple kan..

Nah, sekarang yang perlu diperhatikan adalah prioritas mana yang kita dahulukan diwaktu, tempat, atau momen yang tepat. Bagaimana seharusnya nilai kemerdekaan indonesia yang seharusnya menjadi pengingat kita untuk memajukan kesejahteraan sosial bangsa indonesia,(karena bukannya hanya kita senasib dijajah, tetapi memang kita bertetangga.. dan bagaimana rasullallah mengajarkan nilai2 kolektif untuk membangun sistem bermasyarakat dan bertetangga).

Kemudian, bagaimana seharusnya nilai ukhuwah islamiyah tetap dijadikan sebagai modal utama kesalehan sosial masyarakat kepada Allah. Dalam hal membantu memperbaiki akhlaq masyarakt, kesejahteraan umat dll. Bagaimana dengan ukhuwah islamiyah, timbul rasa ingin untuk melaksankan syariat Allah dengan sempurna dan tersistemasi. Yah.. kalo sy sih menganggap hal ini menjadi suatu yang simple saja. Tinggal bagaimana 'peringatan' itu dilakukan dengan prioritas yang adil dan seimbang. Serta bagaimana memantapkan rasa nasionalisme dan ukhuwah islamiyah tsb. sesuai tempatnya untuk memajukan kesejahteraan dan kemanusiaan yang lebih baik.

Tentunya dengan tuntunan Rasul SAW.

Friday, August 10, 2007

Gempa menggoyang.. Typhoon pun menerjang..

Kamis pagi ini, berita mengejutkan kami semua melalui sebuah pesan singkat, "Jogjakarta kena gempa..!". Wah, musibah apa lagi nih yang mengguncang rakyat indonesia. Bukannya kemarin sudah gempa di Jogja?.

Ternyata itupun belum cukup, terdengar kabar lagi, "Bandung juga kena gempa..!, gimana dengan keluargaku..!!" (he3x, sebenernya gak terlalu shock jg sih). Cepat-cepatlah Detik.com dan Kompas.com dibuka. Melalui layar, terbacalah berita, bahwa terjadi "gempa berkekuatan 7 skala richter, berada di barat laut indramayu dengan kedalam 75 KM mengguncang jawa dan Sumatra". Tetapi, Alhamdullillah gempa tersebut tidak menyebabkan jatuhnya korban dan kerusakan yang serius.

Sementara itu, hujan tak pernah berhenti disini. Keredaan hanyalah sementara, tak lebih dari 1 atau 2 jam. Yah.., setelah itu ya hujan lagi. Deras berganti rintik berganti mendung, dan berbalik lagi. Ya.., seperti yang mungkin diberitakan di televisi indonesia, "Filipina sedang dilanda badai typhoon". Oh iya, sebenarnya hari rabu kemarin pun, keluargaku berkabar akan adanya berita banjir besar di filipina, "tapi alhamdulillah kami disini tidak kebanjiran" kubalas singkat melalui SMS.

Typhoon itu belumlah reda. Diketuk, berulang kali pintu kamarku. Ternyata mama hostel.. Mengabarkan typhoon yang terlihat diluar, mengajak kami melihat, "Di indonesia-kan gak ada typhoon seperti ini" ujarnya. Ya.., ternyata angin kuat disertai hujan deras meraung2 memperlihatkan keangkuhannya didepan kami. Ya..ya.., ini yang namanya typhoon. Badai ini memang telah menyebabkan 80% banjir di provinsi bulacan, serta menggenangi jalanan BSU. Membuat kampus ini terpaksa diliburkan selama 2 hari.

Kami disini ber-sebelas. Hanya bisa berdiam di kamar. Sesekali bergantian ber'warnet' ria. Ada juga yang bermain kartu. Serta ada juga yang bermalasan, menghabiskan waktu didepan TV kabel.

BOSAN..!!


Ya.., itulah yang mungkin kami rasakan. Serasa tak ada kegiatan berarti, selain bercanda, bercerita, dan bergantian 'editing' friendster. Tiga waktu!, yang rutin kami lakukan diluar hostel hari ini. Tentunya, iya.., makan di restaurant hostel. Dilayani dan ditemani oleh 4 orang pelayan. Hanya canda yang kami lakukan. Menceritakan tentang kejadian di kampus BSU kemarin. Kekonyolan kita bersama saat berinteraksi bersama mahasiswa dan dosen BSU. Berbalas 'narcis' antara kehebatan "poker" UII, ITB, ITS, dan UNESA. Berbalas pengalaman konyol, sesama 'aktivis-aktivis-an' kampus masing-masing. Ya.., intinya saling menertawakan diri kita masing-masing.

Ya.., mungkin inilah yang dinamakan dengan kehidupan. Segala sesuatunya saling berkaitan. Seperti halnya gempa yang menyebabkan kami berkabar-kabar dengan teman dan keluarga. Typhoon, yang menyebabkan kami terkurung untuk satu hari lamanya di hostel yang nyaman meskipun berdesakan. Mungkin inilah kejadian2 yang menyebabkan kami (11 mahasiswa BSU.. utk sementara waktu ini kami berstatus), bertambah dekat untuk saling mengenal satu sama lain. Menambah sepenggal cerita dalam kehidupan kami. Yang, kemungkinannya hanya akan berkumpul selama 23 hari lagi saja. Ya.. semoga persahabatan ini tak pernah lekang terhadap waktu.





Why Calamities and Destructions are Happenning to Muslims?

Sebuah seruan imam masjid.....

By: Mohammad Sharis Abdul Karim

Dear brothers, one question that may arise in our mind is why are these calamities, and destructions happenning to muslims. Yes, indeed the opressosrs are the wrong doers. They make destruction and kill muslims and steal their properties. On the other side, it is worth for us to look on ourselves so that we can improve our weaknesses. I would like to recite for us to look on ourselves so that we can improve our weaknesses. I would like to recite one hadith... and I don't intend to elaborate on it. Let us hear and we judge it ourselves.

The companion 'Abdullaah Ibnn Abbaas r.a., narrated that the Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam said: "five matters result when five things happen: If people break their covenant with Allah, He will send an enemy against them; If they rule by other than the Law of Allaah, poverty will spread among them; If they become deceptive in trade, Allaah will deprive them of crops and they will be struck with famine; And if they abandon the duhor prayer intentionally, And if they withhold the payment of zakaah, they will be struck with drought." famine disunity and war.
[At-Tabaraani]


In another narration he sallallaahu 'alaihi wa sallam said: "If they break the covenant of Allaah and His Messenger, Allaah will send an external enemy against them tho will seize some of their possessions; If they do not rule by the book of Allaah, nor attempt to implement everything in it, Allaah will spread enmity among them".

Conversely, obeying Allaah and his Messenger sallallaahu 'alaihi wa sallam is ther source of victory. Allah says
"O you who have believed, if you support Allaah, He will support you [by giving you victory]."
[Surah Muhammad ayah 7]


Indeed, Allah give victory to those who deserve it. And most of the times defeat comes from ourselves.

Thursday, August 09, 2007

Humel Herritage

Sebuah plang terpampang jelas, memperlihatkan gambar kubah dengan tulisan "mosque" dibawahnya. Tak ragu lagi!, bercampur gembira!, ternyata ada juga yang namanya masjid di kota ini, city of Malolos. Kami langkahkan dengan serentak, melewati naungan gapura bertuliskan "Humel Herritage". Perjalanan dari naungan gapura ke letak masjid, ternyata cukuplah jauh. Senja pun menggantikan terang, yang hanya beberapa saat lagi akan digantikan bintang. Bergegaslah kami untuk mencari, berbelok, di atas hamparan aspal, ditengah padang rumput. Maka..., setelah berjalan bersama, alhamdullillah akhirnya tiba pula didepan gerbang masjid. Diiringi adzan berkumandang, kami gegaskan pergerakan untuk berwudhu, bersuci untuk menghadap kekasih bersama, Allah SWT.

Masjid itu kecil, tapi tidak memperlihatkan kepengecutannya ditengah perkampungan asing. Sederhana, tapi tetap memperlihatkan kesungguhan untuk menjamu tamu-Nya. Cukup dua saf saja jamaah solat kami. Dipandu Imam masjid yang fasih menyerukan ayat Allah, menyejukkan hati kami setelah lama berkeliling kota Malolos. Pakaian mereka layaknya timur tengah, dengan jubah tanggung pakistan. Gembira terasa, akhirnya saudara kami dipertemukan disini. Di kota Malolos.

Dalam solatku, ternyata ada yang cukup berbeda saat akan diakhiri. Serasa solat subuh..!, "ah apa iya..? inikan maghrib!". Ternyata memang berbeda, solat disini memakai Qunut. Kuikuti saja qunut itu, toh pada dasarnya ini kan pendapat yang memang masih dipersimpangan. Kulakukan qunut. Sama dengan yang biasa diserukan di Indonesia, lebih panjang, dan mempunyai arti yang bagus. Kuselesaikan solat ini dengan berdzikir bersama, dan diakhiri dengan sholat sunat dua rakaat. Oh ya, sebelumnya kutanya temanku, "mau dijama' gak isya'-nya", tapi memang seperti sudah menjadi kesepakatan, "dah, nanti aja dihostel..".

Akhirnya, senyum yang bertebaran mengiringi 'salaman' kami setelah solat. Brotherhood of Islam!!. Bangganya kami diterima oleh imam masjid layaknya tamu negara. Tentu mereka senang, karena sangat jarang saudara jauh mampir layaknya musafir yang berkunjung. Tanya-jawab mereka buka, mulai dari "where do you come from..?" tanya imam dengan mantap. Tak kalah bangga, serentak kami jawab "We are student, Come from Indonesia!". Persaudaraan terasa kental, ketika duduk melingkar mendengarkan nasihat imam masjid yang cukup renta, tapi tetap terlihat bugar dan tegap.

***

Sampai akhirnya, pertanyaan tiba pada (pake bahasa indonesia aja ya..., sebenernya percakapan kami pake bhs inggris sih, tapi biar cepet nulisnya..OK).

"kapan kalian tiba disini, kok tadi gak ikutan Jumatan ya..?" layaknya interograsi.

"Wah, kami memang tidak ikut Jumatan, soalnya baru sampai ke kota ini jam 12 siang, lalu disambut oleh Rektor BSU"

"Lalu, apakah kalian tidak tahu kewajiban sholat Jumat?, bukankahtelah diterangkan secara jelas oleh Alquran, sampai-sampai Allah telah mengutuk kaum yahudi menjadi kera karena tidak mengindahkan seruan hari sabat?"

Disini, mulai keras pertanyaan sang Imam. Seakan-akan, kelompok tersalah melakukan hal yang memang salah.

Pembelaan pun terlontar, "kami anggap perjalanan kami sebagai musafir yang akan diberi keringanan oleh Allah untuk tidak melakukan hal yang wajib"

"Oke, kalau itu saya mengerti..". " Lalu apakah kalian melakukan sholat dhuhur?".

"Tentu Pak, setelah penerimaan rektor BSU, kami melakukan kewajiban sholat kami.."

"Nah, apakah kalian melakukan sholat dhuhur setelah Jumat"

Bingunglah kami disini, memang seperti apa seharusnya.. kami memang tidak melakukannya di Indonesia.

"Karena itulah, Allah menimpakan musibah pada umat Islam. Apakah kalian tidak memahami mengapa Iraq bergolak, Arab saudi dengan kekacauannya, umat islam di timur tengah terus panas bertempur. Apakah kalian tidak mengerti kenapa Tsunami menghantam Aceh?."

Nah mulai dari sini kita mulai bingung nih..

"Bukankah telah jelas tertulis di hadits nabi, ketika Muhammad isra' mi'raj menerima perintah solat dari Allah, dan kemudian berulang kali menawar dengan nasihat Musa, sampai akhirnya 5 waktu solat saja selama sehari!!". "Oleh karena itu, lakukanlah solat dhuhur setelah sholat jumat!".

Ternyata ini sungguhan!! kami dibentak!! diingatkan!!. Apakah ini cara mereka menyambut tamu jauh, yang sebenarnya saudara seislam sendiri. Kenapa mereka, mempertanyakan dan mempermasalahkan hal yang bersifat fikih ibadah..?!.

Tak ingin kalah, maka pembelaan mulai dijeritkan, "Di Indonesia kami melakukan sholat jumat dua rakaat, khutbah menggantikan sholat dhuhur, maka dari itu kami tidak melakukan lagi sholat dhuhur".

"Tidak ada kata lain, tidak ada ceritanya khutbah menggantikan dhuhur.. sesuatu hal yang berbeda!!".

Tak ada penyelesaian...

****

Akhirnya setelah lama berdebat, yang dimenangkan oleh imam masjid, maka adzan pun berkumandang untuk kedua kali menandakan waktu isya. Kami kembali sholat, tentu dengan qunut. Tapi yang membuat tegang... saat kita bersiap sholat menyusun saf, ternyata...dari belakang imam masjid itu menyandarkan M16 dibelakang mimbar...!!. Ckckck... dahsyat.. anak buah abu sayyaf kali ya...!!.

Dikalungkanlah M16 itu setelah sholat, layaknya pejuang jihad di medan perang. Dengan tegap tegar tapi ramah, imam tersebut dengan jamaahnya menepuk menyalam kami dengan hangat "We are Moslem, We are Brothers!!". Diantar sampai pintu masjid, kembali bercengkrama. Blitz kamerapun gak lupa menyalak mengabadikan kegagahan pejuang islam filipin. "You are save in here". Nah lo, kenapa dia berani jamin?. Oh ternyata dia tu komandan polisi di kota ini ya.. makanya nenteng M16 dengan nyantai... Wuufffh..

Nah lanjutan penjelasan tentang fikih ini akan cepat kuposting, melalui tulisan langsung sang Imam. Tentu dengan tambahan opini dariku, diiringi juga dari pendapat buku "dahulukan akhlak diatas Fiqh".

Tunggu tulisan selanjutnya Okeh..!!

Wednesday, August 08, 2007

Marhaban Yaa.. Ramadhan

Nasihat untuk diriku dan dirimu...

Tak terasa bulan yang mulia akan datang menjelang. Menghampiri dengan kesejukan rahmat dan maghfiroh Allah Swt. Pertanyaan klasik yang sering kita ungkapkan, "seberapa siapkah kita mempersiapkan?, akankah menjadi bulan yang terbaik dari kehidupan kita?, ataukan menjadi buih bulan yang sudah bosan kita lewati?". Mengingat Ramadhan, juga terlintas ungkapan penulis buku 'Renungan Sufistik' Suhu-ku di Highschool dulu, Ust. Jalalluddin Rakhmat. Dalam bukunya beliau mengungkapkan, bahwa ibadah yang disyariahkan oleh Allah kepada manusia, ternyata bukan hanya untuk ritual spritual vertikal semata, tapi terlebih merupakan sarana membangun kesadaran sosial.

Terbayang jika ramadhan, maka akan terlintas kata 'shabar'. Kata yang sering diulang, dan mempunyai makna yang sangat dalam. Dalam ibadah shaum ramadhan, Allah bukan saja melatih diri kita untuk menahan diri dari kebutuhan biologis semata (makan, minum, berhubungan dll). Terlebih Allah melatih manusia untuk menahan dari segala keinginan terdalam manusia.

Keinginan manusia akan amarah, nafsu,dan syahwat. Semua keinginan itu dikendalikan dan ditahan dengan 'Shabar'. Shabar dalam ibadah, syahwat dan Amarah.

Nah sekarang, jika kita mengingat lagi pelajaran SD kita. Bahwa pada bulan ramadhan, semua syaitan akan dibelenggu oleh Allah didalam neraka. Maka terlontarkan pertanyaan lucu, "kalo gitu, mengapa saat bulan ramadhan masih banyak terlihat orang yang berma'shiat terang-terangan, bermalasan padahal waktu utama seharusnya dapat dimanfaatkan?". Nah, kalo sudah begitu, maka gampanglah menjawabnya. Yaitu, ketika itu maka sebenarnya, syaitan yang tidak terbelenggu itu adalah sifat/kebiasaan (attitude) kita. Yang mungkin, tanpa pengaruh syaitan pun, maka kita akan melakukannya (naudzubillah).

Kawan, maka yang perlu kita lakukan untuk menjamu Ramadhan tak lain adalah dengan mempersiapkan diri kita untuk mampu bershabar. Memohon kepada Allah untuk diberikan kemampuan bersabar secara mumpuni.

Nah, yang kita lakukan (sharing yo..).

Latihlah kemampuan untuk bershabar dalam ibadah. Seringkali kita sulit untuk menginjakkan waktu kita utk memakmurkan masjid, maka bangunlah masjid itu bukan hanya secara fisik, tetapi dengan kegiatan mencari ilmu dan mensyiarkan agama Allah. Ketika kita susah untuk melafalkan ayat Quran, maka paksakan lidah kita untuk membasahi dengan lafazh quran setiap saat setelah shalat kita. Ketika kita susah untuk menyempurnakan kualitas sholat wajib dan menambah sholat sunnah, maka paksakan kita untuk berkonsentrasi khusuk, sebelum para terkasih kita menyolati kita dengan tak kalah khusuknya.

Berusaha melatih kemampuan kita untuk menahan amarah kita. Marah adalah sesuatu hal yang biasa, dan manusiawi. Semua orang bisa melakukannya meskipun membutuhkan banyak energi. Latihlah diri kita untuk menahan dan menyalurkan energi tersebut dengan baik. Seni menahan marah bukanlah dengan menutup indra hati kita untuk menyalurkan energi tersebut. Maka orang hebatlah yang dapat marah pada waktu, tempat, dan keadaan yang tepat. Memarahi diri kita untuk kesalahan yang telah kita buat. Memarahi teman kita karena melakukan ma'shiat kepada Allah.

Latihlah kemampuan untuk bershabar dalam ma'shiat. Hal yang terlihat gampang, tapi ternyata paling syuushahh. Perlu latihan dan tekad yang kuat. Maka mulailah dengan menahan aurat dan aib kita dengan rasa malu. Menjaga hati dan indra kita. Menundukkan pandangan ketika sesuatu yang tak pantas terlihat melewat. Menutup rapat pendengaran dari aib dan keburukan saudara dan kenalan kita. Menjaga melakukan keingingan dari ma'shiat ketika giuran syahwat memanggil kuat. Menahan dan menutup segala celah syaitan dan sifat buruk kita untuk berkembang menjadi ma'shiat kepada Allah SWt.

Aih.. sungguh ni'matnya lingkungan kita apabila kemampuan bershabar telah meresap dalam diri semua. Mungkin, kema'shiatan akan sirna terganti dengan kebaikan. Kesusahan kita akan terganti dengan uluran ramah saudara dan kawan. Kesedihan akan terhapus oleh senyum tetangga dan handai taulan semua. Kebosanan akan terganti dengan Syiar Allah yang berkumandang hebat disekitar lingkungan masjid kita. Kemiskinan dan kenistaan akan terganti dengan kesejahteraan sosial yang adil dan beradab.. sungguh asyik dan indah bukan.

Ayo kawan, kita berlomba dalam kebaikan. Berlomba untuk menjamu ramadhan kali ini menjadi kenangan tak terlupakan di surga kelak. Dan kita bertemu kembali dengan naungan-Nya yang maha rahman dan rahim.

Salinglah mengingatkan... karena pertemanan dan persahabatan kita memang ditakdirkan untuk itu (watawwashoubil haq, watawwashoubis sobhr).

Mabuhay.. to Malolos City

Alhamdullillah gw disini baik2 aja. Gak..gak.. kecewa kok datang kesini. Terutama setelah menyelami lebih jauh mengenai negeri Pilipinas, City of Malolos, dan BSU (kampusku tempat bernaung). juga karena persahabatan kita dengan 10 temen indonesia lain di BSU. Tak kalah juga dengan pertemanan kita sesama kontingen merah putih, menjadi duta bangsa dalam pendidikan.

Gile..cuy, disini kita kayak tamu negara (saat dateng..), trus staff embassy tu bener2 baek bgt. Banyak hal-hal baru yang asyik disini. Seperticultural shock yang kita dapet. Waktu pertama datang ke manila, kita ngeliat pinggiran kota yang hampir sama dengan pinggiran jakarta (cukup kumuh, bahkan mungkin lebih) trus sewaktu kita nginep di hotel tepat ditengah jantung kota, gile kontras banget. Di kotanya rapih baget. Enak-lah poko'e, serasa bener2 jalan-jalan ke kota metropolitan.. Itu lo, kebersihan, ketertiban, trus fasilitas kota yang cukup mumpuni.

Nah, tapi tiba2 jantung ini ingin berhenti ketika kita menginjakkan di City of Malolos, Capitol of Bulacan Province. Padahal, sebenarnya gak jauh-jauh amat sih, paling cuma 1.5 perjalanan dari Manila ke arah utara. Tapi, gak seindah kota Manila... (ternyata ndeso..!! ha3x). Nah, mencoba menghibur hati awalnya.. "mungkin ini baru kabupatennya, pasti kotanya juga bagus.." (gw membayangkan) . Tapi seketika itu, mobil van gw berhenti di main gate BSU.. "ha.... ini to yang namanya BSU, parah bet..".

Tapi Alhamdulillah, kita disini cepet beradaptasi. Pembimbing kita disini (Mr. Rhino L Rivera) juga baek banget, nganterin jalan2 orientasi kampus dan kota. Secara umum, kayaknya sama aja sih kayak di indonesia. Tapi mungkin yang beda culture orang2nya.. Gile cuy.. disini hampir semua bisa bahasa inggris, mulai dari satpam ampe pedagang pasar. Yang paling heran..ckckck.. temen gw ternyata baru 3 hari dah dapet gebetan cewe filipin (skillfull.. ..!!).

Nah, yang asyik lagi waktu perjalanan kita menghadiri perhelatan manusia2 indonesia yang bertarung antar kota merayakan agustusan di GOR Macati City. Kita berlima, ama seorang guide berangkat naik Jeepney, sambung dengan van, trus dilanjut dengan Metro Rail Train (MRT). Ternyata orang indonesia banyak banget disini!!, juga sangat bersahabat. Setelah itu kita diajak jalan2 ama staff embassy (Mas Ageng). Astaghfirullah, malam itu kita diajak jalan2 melihat Manila Undercover.. . Tapi tenang! kita cuma ngelewat doang kok, yah liat2 siki lah kota Manila waktu malem (kalo dia sih nyebutnya sin city.. serem). Nah tujuan sebenarnya adalah wisata kuliner ke restoran muslim mindanao. Enak bgt nasi gorengnya, serasa di indonesia.. Maklumlah, gw kesulitan makan disini, lidah gak cocok dengan masakan filipin.. capedeh.

Hal lain, yang membuat diriku cukup betah disini, ternyata bayangan buruk gw ttg BSU sirna seketika (gw kasih tau nih... kampus ITB kita tercinta jauh..jauh.. jauh.. lebih keren dari kampus disini). Bayangan itu digantikan, ketika kita perwalian dan dikenalkan dengan pengajar serta teman filipin kita nanti selama 1 bulan kedepan. Bayangan itu digantikan dengan rapih dan bagusnya alat bantu pendidikan disini. Kayaknya mereka memang gak terlalu care ama penampilan luar, tapi yang namanya fasilitas pendukung dan kualitas pendidikan, gak kalah boy.

Utk Bang Rudi: Santai Bang.. gw malu nih moto2 ce disini. Tapi tenang temen gw dari makassar cukup bermuka tebal utk bisa merekam keadaan disini. Dia punya radar yang cukup kuat, utk seketika dapat menyalakkan blitz kameranya ketika ada maganda babae (beatiful lady) datang. Bukan magandang gabi rud, itu mah selamat malam artinya. pokoe santai..

Utk kicrul: Nuhun keur perwalianna OK. "Sampai di bandung, akan kukalahkan kau di meja pingpong!!". Parah pisan didieu barudakna teu barisaeun pingpong.. Capedeh.

Oke sekian reportasenya. Nanti gw ceritain lagi tentang pengalaman ketemu ama masjid and Imamnya yang bawa M16.

OK!!Salamat Po! Magandang Gabi!