Wednesday, August 08, 2007

Marhaban Yaa.. Ramadhan

Nasihat untuk diriku dan dirimu...

Tak terasa bulan yang mulia akan datang menjelang. Menghampiri dengan kesejukan rahmat dan maghfiroh Allah Swt. Pertanyaan klasik yang sering kita ungkapkan, "seberapa siapkah kita mempersiapkan?, akankah menjadi bulan yang terbaik dari kehidupan kita?, ataukan menjadi buih bulan yang sudah bosan kita lewati?". Mengingat Ramadhan, juga terlintas ungkapan penulis buku 'Renungan Sufistik' Suhu-ku di Highschool dulu, Ust. Jalalluddin Rakhmat. Dalam bukunya beliau mengungkapkan, bahwa ibadah yang disyariahkan oleh Allah kepada manusia, ternyata bukan hanya untuk ritual spritual vertikal semata, tapi terlebih merupakan sarana membangun kesadaran sosial.

Terbayang jika ramadhan, maka akan terlintas kata 'shabar'. Kata yang sering diulang, dan mempunyai makna yang sangat dalam. Dalam ibadah shaum ramadhan, Allah bukan saja melatih diri kita untuk menahan diri dari kebutuhan biologis semata (makan, minum, berhubungan dll). Terlebih Allah melatih manusia untuk menahan dari segala keinginan terdalam manusia.

Keinginan manusia akan amarah, nafsu,dan syahwat. Semua keinginan itu dikendalikan dan ditahan dengan 'Shabar'. Shabar dalam ibadah, syahwat dan Amarah.

Nah sekarang, jika kita mengingat lagi pelajaran SD kita. Bahwa pada bulan ramadhan, semua syaitan akan dibelenggu oleh Allah didalam neraka. Maka terlontarkan pertanyaan lucu, "kalo gitu, mengapa saat bulan ramadhan masih banyak terlihat orang yang berma'shiat terang-terangan, bermalasan padahal waktu utama seharusnya dapat dimanfaatkan?". Nah, kalo sudah begitu, maka gampanglah menjawabnya. Yaitu, ketika itu maka sebenarnya, syaitan yang tidak terbelenggu itu adalah sifat/kebiasaan (attitude) kita. Yang mungkin, tanpa pengaruh syaitan pun, maka kita akan melakukannya (naudzubillah).

Kawan, maka yang perlu kita lakukan untuk menjamu Ramadhan tak lain adalah dengan mempersiapkan diri kita untuk mampu bershabar. Memohon kepada Allah untuk diberikan kemampuan bersabar secara mumpuni.

Nah, yang kita lakukan (sharing yo..).

Latihlah kemampuan untuk bershabar dalam ibadah. Seringkali kita sulit untuk menginjakkan waktu kita utk memakmurkan masjid, maka bangunlah masjid itu bukan hanya secara fisik, tetapi dengan kegiatan mencari ilmu dan mensyiarkan agama Allah. Ketika kita susah untuk melafalkan ayat Quran, maka paksakan lidah kita untuk membasahi dengan lafazh quran setiap saat setelah shalat kita. Ketika kita susah untuk menyempurnakan kualitas sholat wajib dan menambah sholat sunnah, maka paksakan kita untuk berkonsentrasi khusuk, sebelum para terkasih kita menyolati kita dengan tak kalah khusuknya.

Berusaha melatih kemampuan kita untuk menahan amarah kita. Marah adalah sesuatu hal yang biasa, dan manusiawi. Semua orang bisa melakukannya meskipun membutuhkan banyak energi. Latihlah diri kita untuk menahan dan menyalurkan energi tersebut dengan baik. Seni menahan marah bukanlah dengan menutup indra hati kita untuk menyalurkan energi tersebut. Maka orang hebatlah yang dapat marah pada waktu, tempat, dan keadaan yang tepat. Memarahi diri kita untuk kesalahan yang telah kita buat. Memarahi teman kita karena melakukan ma'shiat kepada Allah.

Latihlah kemampuan untuk bershabar dalam ma'shiat. Hal yang terlihat gampang, tapi ternyata paling syuushahh. Perlu latihan dan tekad yang kuat. Maka mulailah dengan menahan aurat dan aib kita dengan rasa malu. Menjaga hati dan indra kita. Menundukkan pandangan ketika sesuatu yang tak pantas terlihat melewat. Menutup rapat pendengaran dari aib dan keburukan saudara dan kenalan kita. Menjaga melakukan keingingan dari ma'shiat ketika giuran syahwat memanggil kuat. Menahan dan menutup segala celah syaitan dan sifat buruk kita untuk berkembang menjadi ma'shiat kepada Allah SWt.

Aih.. sungguh ni'matnya lingkungan kita apabila kemampuan bershabar telah meresap dalam diri semua. Mungkin, kema'shiatan akan sirna terganti dengan kebaikan. Kesusahan kita akan terganti dengan uluran ramah saudara dan kawan. Kesedihan akan terhapus oleh senyum tetangga dan handai taulan semua. Kebosanan akan terganti dengan Syiar Allah yang berkumandang hebat disekitar lingkungan masjid kita. Kemiskinan dan kenistaan akan terganti dengan kesejahteraan sosial yang adil dan beradab.. sungguh asyik dan indah bukan.

Ayo kawan, kita berlomba dalam kebaikan. Berlomba untuk menjamu ramadhan kali ini menjadi kenangan tak terlupakan di surga kelak. Dan kita bertemu kembali dengan naungan-Nya yang maha rahman dan rahim.

Salinglah mengingatkan... karena pertemanan dan persahabatan kita memang ditakdirkan untuk itu (watawwashoubil haq, watawwashoubis sobhr).

No comments: